Main Article Content

Abstract

Based on the provisions of Article 246 paragraph (2) of Law Number 11 the Year 2006 concerning Aceh Government, the design and enactment of Qanun Number 3 of 2013 on the Flag and the Symbol of Aceh, the clarification result of the Ministry of Home Affairs of the Republic of Indonesia is considered contradictory to PP 77/2007 Coat of Arms. The purpose of this research is to know and study the existence of Qanun Number 3 the Year 2013 about Flag and Symbol of Aceh, and to know the implementation of Qanun Number 3 the Year 2013 about Flag and Symbol of Aceh. This research uses normative legal research method that is to study the study of legal documents in the form of legislation, government regulation and qanun as well as to analyze law from normative juridical aspect which means to examine the laws and regulations relevant to the issues in the research.


 

Keywords

The Existence Qanun Number 3 Of 2013 Flags And Symbols Of Aceh

Article Details

How to Cite
Herlin, H. (2021). Keberadaan Qanun Nomor 3 Tahun 2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh Ditinjau dari Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Diktum: Jurnal Ilmu Hukum, 9(1), 41-64. https://doi.org/10.24905/diktum.v9i1.99

References

  1. C.F.G. Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, (Bandung: Alumni, 1994).
  2. I Gde Pantja Astawa, Problemaka Hukum Otonomi Daerah di Indonesia, (Bandung: Alumni, 2009).
  3. Ikhwan Damanik dkk, Otonomi Daerah, Etnonasionalisme, dan Masa depan Indonesia: Berapa Persen lagi Tanah dan Air Nusantara Milik Rakyat, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010.
  4. Indra Jaya Piliang, Bouraq-Singa Kontra Garuda: Pengaruh Sistem Lambang dalam Separatisme GAM terhadap RI, Yogyakarta: Ombak, 2010.
  5. Mukhlis, Amrizal J. Prang dan Dedi Syahputra, Modul Perancangan Peraturan Perundang-Undangan, (Lhokseumawe: Unimal Press, 2015).
  6. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994).
  7. M. Rizwan Haji Ali dan Nezar Patria, “Dari Senjata ke Kotak Suara : Peralihan Gerakan Aceh Merdeka ke Politik Elektoral.” Prisma 1, Vol. 28, Juni 2009.
  8. J. Kristiadi, Takut Dengan Partai Lokal?” Kompas, 19 Juli 2005.
  9. Kurniawan, Aspek Hukum Pembentukan Qanun No. 3/2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh, FH Unsyiah, Kanun Jurnal Imu Hukum, No. 62, Th. XVI (April, 2014).
  10. Endra Wijaya dkk, Problem Pengesahan Bendera Aceh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pemetaan Permasalahan), ringkasan hasil laporan Penelitian Hibah Bersaing, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2013/2014.
  11. Memorandum Of Understanding (MoU) Helsinki.
  12. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh.
  13. PP No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
  14. Qanun Aceh Nomor 3 tahun 2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh
  15. http://nasional.kompas.com/read/2017/06/15/15280191/ma.siap.terima.dampak.putusan.mk.terkait.pembatalan.perda.
  16. https://news.detik.com/berita/d-3536837/5-alasan-mk-cabut-wewenang-mendagri-batalkan-perda.
  17. http://www.kppod.org/datapdf/brief/ KPPOD_Brief05.pdf.
  18. http://yancearizona.files.wordpress.com/2008/07/disparitas-pengujian-peraturan daerah.pdf,
  19. http://aceh.tribunnews.com/2016/05/09/selesaikan-qanun-bendera-dengan penemuan hukum.
  20. http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/03/130328_bendera_gam_dikritik.shtml, Bendera Aceh dianggap tidak cerminkan pluralitas.
  21. http://www.merdeka.com/peristiwa/tim-helsinky-bertemu-gubernur-aceh-bahas-bahas-qanun-bendera.html.
  22. http://atjehpost.co/berita1/read/Mengenal-Lebih-Dekat-Fraksi-FraksiDPR- Aceh-30124.
  23. Hasan Basri, Konflik Pemerintah Aceh Dan Pemerintah Pusat Pasca MoU Helsinki : Self Government, Jurnal Politika Vol.5 No. 1, Oktober 2014 dalam https://ejournal.undip.ac.id/index.php/politika/article/view/8220